Sungai Kopi Susu Beracun: Warna Baru Sungai Sambas Hadiah dari Tambang Ilegal -->
Memuat artikel terbaru...

Iklan Semua Halaman


Sungai Kopi Susu Beracun: Warna Baru Sungai Sambas Hadiah dari Tambang Ilegal

Admin Redaksi
Wednesday, 2 July 2025


 
Sambas,DETIKREPUBLIK.COM - Kalimantan Barat Sungai yang dulu bening mengalir, kini berubah menjadi aliran cokelat pekat layaknya "air kopi susu", namun jangan salah—ini bukan nikmat, melainkan racun yang mengalir ke rumah-rumah warga.

Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) di Kecamatan Ledo, Kabupaten Bengkayang, kembali menunjukkan wajah aslinya: perusak alam, pengusir ikan, dan pencipta penderitaan bagi masyarakat di hilir Sungai Sambas.

Dampak tambang liar ini tak main-main. Air sungai yang dulu menjadi tumpuan hidup warga—untuk mandi, mencuci, bahkan sebagai air minum—kini berubah menjadi limbah berbahaya yang mengancam kesehatan dan keselamatan.

“Kami seperti terjebak di tengah aliran racun. Sungai berubah warna, berubah bau, berubah fungsi. Tapi pemerintah diam saja,” kata salah satu warga Sambas dengan nada kecewa.

Kerusakan lingkungan ini bak efek domino: ekosistem sungai hancur, populasi ikan musnah, nelayan kehilangan mata pencaharian, dan warga harus menghadapi krisis air bersih di tengah situasi yang semakin mencekik.

Media sosial menjadi saksi kemarahan masyarakat. Foto-foto dan video kondisi sungai beredar luas, menampilkan air sungai berwarna cokelat keruh dengan endapan lumpur tebal. Warganet pun bereaksi keras, meminta pemerintah dan aparat hukum segera turun tangan.

“Sungai bukan lagi sumber kehidupan, sekarang sungai adalah sumber penyakit. PETI di Ledo harus dihentikan, ini bukan cuma soal ekosistem, ini soal nyawa,” tulis seorang pengguna Facebook yang geram melihat kondisi kampung halamannya.

Ironisnya, hingga detik ini, belum ada tindakan tegas dari pemerintah atau aparat hukum. Aktivitas PETI di Ledo terus berlangsung, seolah hukum hanya pajangan, dan jeritan warga Sambas hanya angin lalu.

Sungai Sambas kini menjadi simbol luka ekologis—air kopi susu beracun yang mengalir tanpa ampun, menghapus harapan masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup pada aliran sungai.

Warga Sambas tak butuh janji, mereka butuh aksi. Sebelum semua terlambat, sebelum sungai benar-benar menjadi nisan basah yang mengubur masa depan.(TIM RED)