Kendal, DETIK REPUBLIK - Kebakaran gunung sampah di TPA Darupono Baru, Kaliwungu Selatan, semakin meluas. Bahkan pemadaman si jago merah kini dibantu helikopter water bombing dari BNPB yang sebelumnya digunakan di TPA Jatibarang, Semarang.
Hingga Kamis (28/9) kemarin, pemadaman titik api di TPA Darupono Baru terus dilakukan. Titik kebakaran semakin meluas.
Seluruh personel damkar dan BPBD Kendal masih bergelut untuk memadamkan api. Helikopter water bombing mulai beraksi. Adapun pasokan air untuk penyiraman gunung sampah berasal dari Kali Blorong yang dekat lokasi kebakaran.
Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal Ali Sutariyo mengatakan, upaya pemadaman menggunakan mobil Damkar yang dibantu mobil tanki air dari DLH dan BPBD belum bisa mengatasi kebakaran.
Padahal upaya pemadaman dilakukan setiap hari mulai pagi hingga malam hari sejak Sabtu (23/9) lalu.
Karena kondisi cuaca panas yang ekstrem dengan hembusan angin yang cukup kencang membuat api mudah menjalar ke tumpukan sampah. Bahkan titik api sulit dipadamkan.
"Setelah disemprot air itu kadang muncul lagi titik apinya. Setiap hari mobil Damkar dikerahkan, tapi kalah dengan cuaca yang panas dan angin yang kencang," katanya Kamis (28/9).
Ali melanjutkan, kondisi kebakaran yang makin meluas, dikhawatirkan akan menjalar ke kawasan hutan yang berada di sekelilingnya.
Karena itu, pihaknya berkolaborasi dengan BPBD Provinsi Jawa Tengah dan BNPB untuk memadamkan api menggunakan helikopter.
"Pemadaman juga dibantu helikopter water bombing. Tapi kondisi di lapangan hingga kini masih berasap tebal. Dimungkinkan titik api masih banyak," lanjutnya.
Sementara itu, Bagian Teknik Penyehatan Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kendal Wiwik Yulianti mengatakan, pemadaman menggunakan helikopter merupakan bantuan dari BNPB Pusat.
Itu karena titik api kebakaran di TPA Darupono Baru itu terlihat dari satelit. Bantuan penyemprotan dengan helikopter ini dimulai pada Rabu (27/9).
"Kebakaran di TPA Darupono Baru itu terlihat dari satelit oleh BNPB Pusat dan dikhawatirkan terus meluas. Akhirnya BNPB turun tangan membantu penyemprotan dengan helikopter," jelasnya.
Penyemprotan air melalui udara ini melibatkan dua pesawat helikopter yang saling bergantian.
Pemadaman menggunakan helikopter ini melihat kondisi, sehingga belum bisa dipastikan sampai berapa lama proses pemadaman dilakukan.
"Sampai kapan penyemprotan dengan helikopter ini ya tergantung dari pihak BNPB dan melihat kondisinya nanti. Semoga segera tuntas," tambahnya. (*)