Guntur Romli : Detik Republik |
Jakarta, 15 Agustus 2023 - Politisi senior Guntur Romli mengungkapkan perasaan dejavu melihat koalisi gemuk yang dibangun oleh Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dalam persiapan menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Romli, yang pernah menjadi bagian dari kontestasi Pilpres pada 2014, menyatakan bahwa komposisi koalisi saat ini mengingatkannya pada situasi yang sama ketika Joko Widodo (Jokowi) bersaing melawan Prabowo dalam Pilpres 2014.
Menurut Romli, saat ini koalisi yang dirapatkan oleh Prabowo mirip dengan koalisi yang pernah dibangun oleh Jokowi pada 2014. Koalisi tersebut terdiri dari sejumlah partai politik, baik partai besar maupun partai kecil, yang bahu-membahu mendukung calon pemimpin tertentu. "Ketika melihat koalisi Prabowo saat ini, saya merasa seperti kembali ke tahun 2014. Struktur koalisi yang gemuk dengan kehadiran partai-partai dari berbagai kalangan mengingatkan saya pada situasi yang sama," ungkap Romli dalam sebuah wawancara.
Namun, Romli juga mengungkapkan kekhawatirannya terkait dampak dari koalisi yang begitu besar tersebut. Salah satu keprihatinan terbesar Romli adalah potensi terjadinya sikap sombong dan kurangnya keterbukaan terhadap suara rakyat. "Koalisi yang terlalu besar bisa membuat seorang calon presiden menjadi kurang peka terhadap aspirasi rakyat. Sikap sombong dan merasa sudah pasti menang bisa menjadi akibatnya," tegas Romli.
Selain itu, Romli juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa fokus Prabowo pada pembangunan negara bisa teralihkan akibat dinamika politik yang mengelilingi koalisi. "Penting bagi seorang calon presiden untuk tetap fokus pada pembangunan dan solusi nyata bagi negara. Koalisi yang terlalu besar bisa mengalihkan perhatian dari hal-hal penting ini," sambungnya.
Kehadiran Prabowo sebagai salah satu kandidat kuat dalam Pilpres 2024 semakin menarik perhatian publik, terutama dengan konfigurasi koalisi yang dikerat. Meskipun mendapatkan dukungan luas dari berbagai partai, Prabowo juga dihadapkan pada tantangan untuk menjaga keseimbangan antara membangun kekuatan politik dan tetap mengedepankan keterhubungan dengan rakyat. Semua mata pun akan tertuju pada bagaimana dinamika ini akan memengaruhi perjalanan Pilpres mendatang.
Iftho/*