Nama yang mencuat adalah ASP, pemilik toko yang disebut-sebut warga sebagai penadah emas dari aktivitas tambang liar di sekitar wilayah tersebut. Gerak-gerik di sekitar tokonya tak luput dari perhatian warga — lalu lintas orang dan barang yang tak lazim, keluar-masuk di waktu yang tak biasa.
"Sudah lama kami curiga. Bukan cuma jual besi, tapi katanya juga tempat emas dari tambang ilegal dititipkan," ujar PN, warga setempat yang meminta identitasnya disamarkan.
Dikonfirmasi lewat pesan WhatsApp, ASP memilih bungkam. Tak satu kata pun dibalas. Sikap diamnya justru menambah kecurigaan, seolah menghindari sorotan yang kian tajam.
Kalimantan Barat memang dikenal sebagai wilayah rawan PETI. Di balik aktivitas tambang yang merusak lingkungan dan mencemari sungai, tersembunyi rantai ekonomi gelap yang sulit dibongkar. Penadah seperti yang diduga dijalankan ASP menjadi simpul penting dalam rantai ini — perantara krusial yang mengubah emas ilegal menjadi barang bernilai di pasar gelap.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada langkah resmi dari aparat penegak hukum terkait dugaan tersebut. Namun masyarakat berharap, sorotan yang ada tak hanya berakhir di isu, melainkan menjadi pintu masuk bagi tindakan tegas terhadap pelaku-pelaku yang memperkuat ekosistem tambang ilegal.
Penulis : Rahmad Maulana