
Jakarta | detikrepublik.com | Supriyanto, seorang pegiat media yang dikenal lewat identitas digitalnya Garuda di Dadaku, menyampaikan kekecewaan mendalam terhadap tata kelola grup WhatsApp "Agenda Metropolitan". Kritiknya ditujukan langsung kepada H, selaku administrator grup, yang dinilai sembarangan menambahkan anggota baru tanpa seleksi yang memadai.
Dalam pernyataannya di grup tersebut pada Senin siang, Supriyanto mengungkapkan kekhawatirannya akan penurunan kualitas diskusi akibat masuknya anggota yang tidak dikenal dan tidak berkontribusi positif.
Kau bilangin dan nasehatin sama Om H ya… saya udah bilangin berkali-kali, jangan lagi masukkan orang-orang yang nggak dikenal ke grup Agenda Metropolitan. Saya pun bingung, banyak sekali anggota di grup ini yang nggak saya kenal, Om,” tulisnya di grup yang kini dihuni 265 anggota.
Lebih lanjut, ia menyesalkan praktik rekrutmen wartawan yang dilakukan tanpa mempertimbangkan kompetensi dan etika. Ia menuding ada pihak yang hanya mengejar pemasukan dari penjualan ID card atau kewajiban iuran bulanan, tanpa memperhatikan dampak buruk terhadap kredibilitas profesi wartawan.
Sebenarnya banyak yang saya mau keluarkan, Om. Termasuk ada satu dua anggota yang masih suka ngajak orang baru untuk dijadikan wartawan. Ini sangat disayangkan,” imbuhnya.
Supriyanto menekankan bahwa keluhan serupa bukan pertama kali ia sampaikan, namun belum pernah mendapatkan tanggapan yang serius dari pihak pengelola grup.
Sekarang saja sudah banyak acara-acara media yang zonk, bahkan sering ditolak-tolak,” ujarnya, mengacu pada makin terbatasnya akses liputan akibat merosotnya reputasi komunitas.
Ia menutup pernyataannya dengan pesan tegas agar profesi wartawan tidak dijadikan ajang rekrutmen massal tanpa dasar keahlian, melainkan harus dijaga martabat dan profesionalismenya.
Ini menjadi pelajaran buat kita semua. Jangan lagi mengentengkan ajakan-ajakan menjadi wartawan dengan janji-janji surga, karena itu justru merugikan mereka yang berjuang sungguh-sungguh menjaga marwah profesi dan lembaga.”
Di tengah panasnya diskusi, suara menyejukkan datang dari anggota senior grup, Om Rizal, yang dikenal akan sikap bijaknya.
Sabar-sabar, kawan-kawan,” tulisnya singkat, disertai gambar meme bertuliskan "senyum damai."
Kisruh ini menjadi pengingat akan pentingnya tata kelola komunitas digital yang sehat, khususnya di lingkungan media. Integritas, transparansi, dan kehati-hatian dalam merekrut anggota menjadi fondasi penting dalam membangun ruang diskusi yang kredibel dan konstruktif.