Ketapang,DETIKREPUBLIK.COM - 24 Mei 2025 —Di jalan penghubung Desa Tanjung menuju Marau, Kabupaten Ketapang, para pengendara kini bukan hanya harus menghadapi kubangan dan bebatuan, tapi juga "gerbang tol" dadakan yang dijaga preman.
Jalan yang sudah lama rusak berat itu seolah menjadi wilayah kekuasaan baru. Sejumlah oknum memanfaatkan lubang dan lumpur untuk menciptakan skema pungli kreatif: mereka memasang potongan kayu sebagai "jembatan" dan meminta bayaran kepada siapa pun yang ingin lewat.
Ini bukan jalan, tapi jebakan. Kami sudah susah payah menaklukkan medan, eh, malah diminta bayar. Katanya buat ‘perbaikan’, padahal itu cuma kayu seadanya,” ujar seorang pengendara yang baru saja lolos dari lokasi pungli, Sabtu (24/5). “Awalnya diminta Rp250 ribu, akhirnya bisa nego jadi Rp50 ribu. Kalau nggak bayar, mereka suruh putar balik.”
Warga pun menyindir kondisi tersebut dengan menyebut jalan itu sebagai “jalan negara rasa jalan pribadi”, karena perlakuannya seperti lewat rumah orang—harus izin dan bayar uang rokok.
Kondisi ini bukan hanya merugikan secara ekonomi, tapi juga mengancam keselamatan dan hak dasar warga atas akses jalan. Jalan Tanjung–Marau merupakan urat nadi transportasi dan distribusi barang antar desa.
Ini bukan masalah uang saja. Ini soal rasa aman dan keadilan. Masa iya, jalan umum dijaga orang-orang yang seolah punya hak kutip tarif?” tegas warga lainnya.
Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan dari pihak kepolisian maupun pemerintah daerah. Warga berharap aparat segera turun ke lapangan, bukan hanya membaca laporan, dan memastikan tidak ada lagi “tuan tol kayu” yang meresahkan masyarakat.
Sumber : tarno
Editor : RM