Sungai Ambawang – Di tengah deru truk-truk besar dan deretan mobil yang melintasi panasnya aspal Jalan Trans Kalimantan, sebuah bengkel kecil dengan plang sederhana mendadak mencuri perhatian. Namanya: Bengkel Mayang Sari. Namun jangan tertipu oleh tampilannya—di balik bengkel sederhana ini, tersembunyi sebuah magnet kuat yang membuat para pengemudi dari berbagai penjuru rela mengantre sejak pagi.
Bengkel ini dikelola oleh Ali, bukan mekanik biasa. Ia disebut-sebut sebagai "dokter mobil" oleh para pelanggannya. Tangannya cekatan, telinganya peka mendengar keluhan mesin, dan matanya tajam membaca kerusakan yang tak tampak. "Kalau mobil bisa bicara, mungkin mereka bakal minta diperiksa ke Pak Ali," canda seorang pelanggan tetap.
Dalam kurun waktu hanya beberapa bulan, Bengkel Mayang Sari menjelma jadi fenomena. Dari servis ringan hingga perbaikan berat, dari AC mobil yang ngambek hingga spooring yang butuh presisi, semuanya ditangani dengan standar tinggi tapi harga tetap bersahabat. Di era di mana kepercayaan sering jadi barang langka, bengkel ini justru menjadikannya modal utama.
"Yang kami jual bukan sekadar jasa servis, tapi rasa aman dan kepastian," ujar Ali sambil mengencangkan mur ban dengan ketelitian bak seorang seniman.
Salah satu pelanggan, Rudi, mengaku pernah mencoba tiga bengkel berbeda sebelum akhirnya "berlabuh" di Mayang Sari. “Di sini beda, cepet tapi enggak asal-asalan. Mobil saya serasa baru pulang dari spa,” katanya tertawa.
Lokasinya yang strategis di Sungai Ambawang menjadi bonus tambahan. Para sopir yang melintas di Jalan Trans Kalimantan kini menjadikan Bengkel Mayang Sari sebagai pit stop wajib. Tak berlebihan jika kini banyak yang menyebutnya sebagai “primadona baru di jalur keras Kalimantan.”
Bengkel Mayang Sari bukan hanya soal servis mobil. Ia kini menjadi simbol bahwa kualitas dan ketulusan dalam pelayanan masih hidup—dan berdenyut kuat—di pinggir jalan yang ramai.
Sumber : ALI
Editor : Rahmad Maulana