Pembangunan Rumah Adat Kasahe, Simbol Kebanggaan Masyarakat Laenmolin yang Kental dengan Semangat Gotong Royong -->

Iklan Semua Halaman

PASANG IKLAN ANDA DISINI, HUBUNGI ADMIN

Pembangunan Rumah Adat Kasahe, Simbol Kebanggaan Masyarakat Laenmolin yang Kental dengan Semangat Gotong Royong

Monday 19 August 2024
DETIK REPUBLIK || MALAKA.
Gotong royong yang merupakan salah satu budaya Indonesia kembali ditekankan dalam sebuah acara pembangunan rumah adat yang dilakukan di Laenmolin, Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Minggu (18/8/2024).

Segenap keluarga Laenmolin dan sekitarnya, serta masyarakat dari berbagai tempat datang bersama-sama dalam acara ini. Hal ini menunjukkan semangat kebersamaan dan gotong royong yang masih kental di masyarakat Desa Weoe dan sekitarnya.
Dalam pantauan Detik Republik, para tokoh adat rumah Kasahe, yaitu Bapak Petrus Nahak, Bapak Hendrikus Seran Mauk, dan Edmundus Seran Nurak, ketiganya adalah pemangku adat mengatakan bahwa pembangunan rumah adat ini sudah direncanakan sejak lama. Namun, baru bisa terlaksana pada hari ini setelah melalui proses pengumpulan material bangunan secara bergotong royong. Proses pengumpulan material bangunan tersebut melibatkan seluruh masyarakat dari keluarga Kasahe dan keluarga Umarohan secara bergotong royong hingga terkumpul material bangunan yang memadai untuk memulai pembangunan rumah adat ini.

Rumah adat Kasahe adalah salah satu rumah adat di dalam rumpun keluarga suku Umarohan yang merupakan salah satu suku terbesar di Desa Weoe, Kecamatan Wewiku, Kabupaten Malaka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pada umumnya, rumah adat memiliki kekhasan tersendiri, mulai dari arsitekturnya hingga adat istiadat yang diwariskan secara turun-temurun dari para leluhur. Rumah adat Kasahe memiliki arsitektur yang khas dengan dinding kayu berpulas yang dihiasi dengan ukiran khas suku Umarohan.

Hendrikus menambahkan bahwa kegiatan pembangunan rumah adat ini dilakukan pada hari setelah perayaan HUT Kemerdekaan RI yang ke-79, yang memiliki makna melestarikan budaya gotong royong yang merupakan warisan nenek moyang. Pembangunan rumah adat ini juga bertujuan untuk memperkenalkan serta melestarikan budaya asli Nusa Tenggara Timur, khususnya suku Umarohan, kepada masyarakat di luar wilayah Malaka. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan kembali persatuan di dalam rumpun keluarga Umarohan - Umakasahe khususnya dan persatuan Indonesia pada umumnya yang merupakan perwujudan dari sila ketiga Pancasila. Kegiatan gotong royong dalam membangun rumah adat ini mengajarkan kita arti pentingnya kerja sama dan kebersamaan sebagai suatu bangsa yang majemuk dan berbeda-beda.

Rumah adat Kasahe yang kini tengah dalam pembangunan menjadi simbol kebanggaan bagi masyarakat Laenmolin dan sekitarnya. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi masyarakat lain di Indonesia untuk tetap menjaga dan melestarikan kebudayaan Indonesia, terutama budaya gotong royong sebagai warisan nenek moyang dan identitas bangsa yang harus dijaga dan dilestarikan. Kegiatan seperti ini diharapkan bisa terus dilakukan di seluruh Indonesia sehingga kekayaan budaya Indonesia dapat terus dijaga, lestari, dan dipertahankan untuk generasi selanjutnya. (Rudi Seran).