Masalah Infrastruktur Jalan di Desa Sambet Warga Pertanyakan Penyalahgunaan Dana Desa dan Kepemimpinan Yang Kurang ResponsifDETIK REPUBLIK || NTT. -->

Iklan Semua Halaman

PASANG IKLAN ANDA DISINI, HUBUNGI ADMIN

Masalah Infrastruktur Jalan di Desa Sambet Warga Pertanyakan Penyalahgunaan Dana Desa dan Kepemimpinan Yang Kurang ResponsifDETIK REPUBLIK || NTT.

Friday 3 May 2024
DETIK REPUBLIK || NTT.
Kritik dan kekecewaan masyarakat Desa Sambet terkait dengan persoalan infrastruktur jalan yang rusak dan bantuan yang tak merata, serta kepemimpinan yang tak responsif semakin memuncak. Warga Desa Sambet merasa bahwa pemerintah desa dan kepala desa tidak memperhatikan aspirasi mereka dan tidak memenuhi hak-hak masyarakat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab mereka yang seharusnya.

Warga Desa Sambet merasa kecewa atas masalah infrastruktur jalan yang rusak parah dan belum pernah diperbaiki selama beberapa tahun terakhir. Jalan yang menghubungkan Desa Sambet menuju Desa Lobus banyak berlubang dan kubangan yang cukup besar, sehingga menimbulkan kesulitan bagi pengguna jalan terutama roda dua dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, pihak pemerintah desa dan kepala desa tidak terlihat merespon dan mengambil tindakan dalam menangani persoalan ini.
Sementara itu, penerimaan dana desa yang begitu besar dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah desa tidak merata untuk masyarakat Desa Sambet dibandingkan dengan desa-desa tetangga di wilayah yang sama. Bantuan seperti ayam, anakan babi, WC sehat, fiber, dan lampu jalan telah tersedia di desa-desa tersebut dan tahapan pembangunannya pun sudah berjalan jauh, sementara warga Desa Sambet tidak pernah mendapatkannya sebagaimana mestinya.

Dalam kepemimpinan, Agustinus Tutu Nenometa, kepala desa Desa Sambet, telah memimpin selama dua belas tahun dan merasa bahwa tidak ada perubahan yang signifikan yang bisa dirasakan oleh masyarakatnya. Kepala Desa juga terlihat kurang peduli dan kurang responsif oleh aspirasi masyarakat mereka serta menunjukkan sikap yang apatis terhadap kondisi desa yang memburuk.
Hal ini menunjukkan bahwa kepala desa dan pemerintah desa harus menjadi lebih peduli dan responsif dengan aspirasi masyarakat yang akan membantu meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat. Perubahan kepemimpinan dan solusi yang tepat perlu diambil untuk menangani persoalan ini secepat mungkin demi kesejahteraan masyarakat Desa Sambet yang semakin merosot.

Saat ini kekhawatirannya adalah, ketidakadilan dan kepastian bagi masyarakat Desa Sambet seperti menagih janji kampanye dan aspirasi masyarakat akan terus berlangsung dan perlahan memudar. Karenanya, tindakan segera agar dilakukan oleh pemerintah Desa Sambet dan kepala desa guna memperbaiki infrastruktur dan memenuhi hak-hak serta kebutuhan masyarakat Desa Sambet. Kiranya, dengan adanya perubahan yang lebih baik kedepannya, masyarakat Desa Sambet dapat merasakan keadilan dan kepastian yang menjadi hak mereka sebagai masyarakat Desa Sambet. (Th. Banunu)