SEMARANG, DETIK REPUBLIK -- DPW Forum Komunikasi Organisasi Masyarakat (Forkommas) RI Jawa Tengah bekerjasama dengan DPW Badan Kerjasama Gereja Gereja Lembaga Lembaga Krisren Indonesia (BKSG-LK Indonesia) Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan kegiatan Khitanan Massal yang diikuti puluhan anak-anak warga Kota Semarang, Rabu, (27/12/23) bertempat di Puskesmas Pandanaran Kota Semarang.
Ketua Umum Forkommas RI Adhi Siswanto Wisnu Nugroho mengatakan, kegiatan sosial yang diselenggarakan itu merupakan program sosial organisasi yang dipimpinnya, yang dilakukan secara rutin setiap tiga bulan sekali dalam satu tahun. Apalagi saat ini musim libur sekolah, kegiatan khitan massal gratis ini, juga kita memberi anak anak uang talikasih, semoga bisa meringankan beban orangtuanya.
Dalam kesempatan itu Adhi menjelaskan khitan tak hanya perintah agama bagi umat muslim maupun Nasrani. Namun khitan memiliki sejumlah manfaat kesehatan, seperti menghindari risiko penyakit menular, mencegah infeksi saluran kemih, bahkan mencegah kanker.
“Kegiatan ini merupakan program rutin yang kita canangkan setiap tiga bulan sekali. Forkommas Bakti Sosial, dibarengi pengobatan dan khitanan gratis. Ini kami lakukan secara bertahap. Kalau bulan ini bertepatan dengan memperingati hari Natal, kita menggandeng Badan Kerja Sama Gereja (BKSG). Dan ini merupakan sumbangsih Forkommas,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan dr. Aprilia Mahatmanti Kepala Puskesmas Pandanaran mewakili Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Semarang, memberikan pendampingan dan penyuluhan terkait pentingnya menjaga kesehatan serta hygiene pribadi setelah menjalani khitan. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang menjalani khitanan dapat merawat lukanya dengan baik dan meminimalkan risiko infeksi.
Usia anak yang dikhitan, lanjut Adhi Siswanto, mulai dari usia 11 tahun hingga 15 tahun dan sudah dijalankan sejak tahun 2019 lalu secara berkelanjutan.
Sedangkan anak-anak yang dikhitan berasal dari beberapa daerah di Kota Semarang.
“Harapannya ini bisa terlaksana terus secara berkelanjutan. Jadi satu tahun bisa berlangsung 4 kali, jadi 3 bulan sekali. Tadi ada juga yang sudah usia SLTA. Ada yang berasal dari kecamatan Semarang Utara, Semarang Selatan, Semarang Barat dan beberapa daerah lain. Sebelumnya kegiatan ini kita laksanakan di rumah komunitas di Mijen. Sekarang kita laksanakan di rumah sakit atau di Puskesmas,” jelasnya.
Ketua Panitia Irwan Leokita menambahkan, penyelenggaraan khitan massal ini dikhususkan untuk orang-orang kurang mampu atau masyarakat berpenghasilan rendah yang ada di Kota Semarang, dengan syarat mengisi formulir dan menyertakan fotokopi KK.
“Khitan massal ini memang dikhususkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan nantinya anak-anak yang ikut khitan massal gratis ini, akan mendapatkan uang saku pengganti bingkisan dari Forkommas RI dan nantinya kegiatan sosial ini akan berkelanjutan tiga bulan sekali,” jelas Wakil Ketua Bidang Sosial Forkommas RI.
Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang dr. Aprilia Mahatmanti mewakili Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kota Semarang, memberikan pendampingan dan penyuluhan terkait pentingnya menjaga kesehatan serta hygiene pribadi setelah menjalani khitan. Hal ini bertujuan agar anak-anak yang menjalani khitanan dapat merawat lukanya dengan baik dan meminimalkan risiko infeksi.
dr Aprilia Mahatmanti menyambut baik kegiatan sosial yang digelar Forkommas RI dan siap membantu maksimal, serta pihaknya juga memberikan obat gratis bagi anak-anak yang dikhitan.
“Kami menyambut baik kegiatan ini ya, sesuai dengan surat perintah yang turun dari Dinas Kesehatan Kota Semarang ke Puskesmas Pandanaran, walaupun tenaga medis pelaksana tidak berasal dari Puskesmas Pandanaran semua. Untuk tenaga pelaksana, dari Puskesmas Mijen ada 3, Puskesmas Bulu Lor ada 1 dan Puskesmas Manyaran ada 2, yang didampingi oleh tenaga pelaksana dari Puskesmas Pandanaran,” papar Kepala Puskesmas berhijab ini.
Kenapa tenaga pelaksana dari Puskesmas Pandanaran hanya memantau, lanjut dr Aprilia, karena usai menjalankan tugas shift malam hingga pagi.
Sedangkan pelaksanaan khitan, dilaksanakan dengan 3 bed atau 3 anak langsung, selain itu juga disediakan pula obat pereda secara gratis untuk anak-anak yang dikhitan.
“Mas Ali Fuadi ini kan tenaga dari kami, karena tadi habis bertugas malam, nanti hanya memantau saja. Untuk pelaksanaan nanti ada 3 bed, jadi pelaksanaan bisa 3 anak dan habis sunat tetap kita bawakan obat untuk pereda,” paparnya.
Berikut nama anak anak yang di khitan.
1. Yohanes Yusi Nataharja
2. Lionel Imanuel Kaihatu
3. Yudhistira Maha Fikri
4. Gosyen
5. Joy Winner
6. Raditya Tartiyus S
7. Dafa Putra M
8. Glenn Farel Aquilla W
9. Agil Putra
10. Kevin Imanuel.