Wali Kota Semarang Minta Kepolisian Usut Tuntas Kasus Kematian Tak Wajar Bocah Warga Kemijen -->

Iklan Semua Halaman

PASANG IKLAN ANDA DISINI, HUBUNGI ADMIN

Wali Kota Semarang Minta Kepolisian Usut Tuntas Kasus Kematian Tak Wajar Bocah Warga Kemijen

POLTAK
Thursday 9 November 2023
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu. (Ist)

Semarang, DETIK REPUBLIK -- Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu meminta kepada pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus kematian tak wajar pada bocah berusia 12 tahun warga Kemijen, Kecamatan Semarang Timur, Kota Semarang pada Rabu (1/11/2023) dini hari lalu. 

Diketahui, dari hasil pemeriksaan oleh tim medis, ditemukan luka pada bagian dubur dan alat kelamin korban berinisial DKW ini. Kepolisian telah melakukan autopsi dan kini tengah menunggu hasil dari tim forensik untuk mengetahui penyebab pasti korban meninggal dunia. 

“Ini memang karena awal tidak tahu (luka kekerasan seksual-red) kemudian sedang diproses. Sekarang informasinya masih menunggu hasil (autopsi-red) dari kepolisian dan tetap harus terungkap,” ujarnya, Selasa (7/11/2023). 

Ditambahkan, siapapun pelakunya harus dihukum berat sesuai aturan yang berlaku. Apalagi kasus ini menjadi perhatian publik, karena selain korbannya anak, diduga ada unsur kekerasan seksual. 

“Dengan adanya seperti ini (autopsi-red) bisa langsung diketahui (penyebab kematian-red). Karena ini ada yang tidak wajar, kemudian infonya nunggu autopsi dulu beberapa hari baru keluar hasilnya,” tambahnya. 

Lebih lanjut, ia mendorong kepada korban kekerasan seksual untuk berani melapor dengan memanfaatkan inovasi dari kerja sama antara Polrestabes Semarang dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melalui fitur Kentongan Digitual di aplikasi Libas. Selain itu, Mbak Ita sapaannya juga telah memerintahkan kepada seluruh kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mensosialisasikan terkait bahaya kekerasan seksual termasuk bullying. Termasuk soal sosialisasi tentang Kentongan Digitual di aplikasi Libas, agar masyarakat yang menjadi korban kekerasan dan bullying berani melaporkan diri. 

Terutama di dunia pendidikan yang notabene banyak anak-anak di bawah umur dan organisasi perempuan yang dianggap menjadi sasaran korban kekerasan seksual. 

“Pertama saya minta kepada kepala dinas membuat program, jadi nanti sosialisasi tidak hanya di sekolah tetapi di ibu-ibu. Nanti mungkin suatu saat kita juga akan bikin program sosialiasi di ibu PKK, kemudian di pertemuan pengajian. Ini saya sedang minta dibuatkan SOP dikaitkan dengan Libas-Kenita,” imbuhnya. (*)