SEMARANG, DETIK REPUBLIK -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana, mengingatkan masyarakat untuk terus waspada dan mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana. Dia juga meminta jajarannya dan pihak terkait untuk meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
Hal tersebut disampaikan Pj Gubernur saat menjadi Inspektur Upacara (Irup) pada apel Kesiapsiagaan Personel dan Peralatan Penanggulangan Bencana di Provinsi Jawa Tengah. Apel ini digelar di halaman kantor Gubernur Jateng, Kota Semarang, Senin (27/11/2023).
Nana mengatakan, sesuai informasi BMKG, November 2023 ini merupakan awal musim hujan. Untuk meningkatkan kesiapsiagaan penanggulangan bencana menghadapi musim hujan, pihaknya menggelar apel, yang diikuti 200 orang personel gabungan dan perwakilan dari sejumlah instansi berikut 25 kendaraan taktis dan peralatan pendukunya.
Adapun instansi itu adalah Polda Jateng, Kodam IV Diponegoro, BPBD Provinsi Jateng, Dinas Sosial Provinsi Jateng, Kwarda Pramuka Jateng dan Dinkes Provinsi Jateng. Selanjutnya, ada juga DPU BMCK Provinsi Jateng, DPUSDA Taru Provinsi Jateng, Satpol PP Provinsi Jateng, Satker KemenPUPR, BBWS, Basarnas, LPBI NU, MDMC, SARDA Jateng, PMI, Baznas, LIDI Jateng, Forum PRB / FPRB Jateng, Senkom Polri, RAPI, ORARI dan Laziz NU.
“Kita akan menghadapi musim hujan. Maka dalam mengantisipasi, kita melakukan langkah antisipasi. Seperti kami sudah melakukan rapat koordinasi dengan instansi dan struktural, TNI-Polri dan instansi vertikal. Juga seluruh komunitas relawan kebencanaan,” kata Nana, di sela-sela kegiatan di lokasi.
Dalam kesempatan itu, pihaknya mengecek kembali dan mengantisipasi kesiapsiagaan yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana yang kemungkinan terjadi. Seperti, banjir, longsor, angin puting beliung, banjir rob, banjir bandang, dan lainnya.
“Kita mengantisipasi itu. Dari awal BMKG menyampaikan November ini kita menghadapi musim hujan. Makanya, kita dari awal melakukan kesiapsiagaan masing-masing instansi dan relawan, mengecek semua peralatan yang harus ada,” sambungnya.
Selain melakukan langkah penanggulangan, lanjut Nana, pihaknya dari awal menyampaikan peringatan (warning) pada masyarakat, bila daerahnya masuk lokasi bencana alam, disarankan untuk pindah dari lokasi tersebut, atau juga bersiap dievakuasi.
“Itu langkah-langkah yang kami lakukan,” bebernya.
Dalam sambutannya, Nana juga meminta masyarakat untuk teliti membaca fenomena alam atau ilmu titen. Hal itu sebagai bentuk antisipasi terjadinya bencana alam di wilayah mereka tinggal.
“Tingkatkan kepedulian dengan ilmu titen untuk membaca fenomena alam,” jelasnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Provinsi Jawa Tengah Wahyudi Fajar menyampaikan, dengan dilakukannya apel kesiapsiagaan penanggulangan bencana, seperti pengecekan personel dan alat, pihaknya tahu persiapan dari seluruh komponen.
“Sewaktu-waktu apabila ada perintah pimpinan, baik dari Pj Gubernur atau Pak Sekda, daerah yang dipetakan lewat kajian risiko bencana, apabila di situ memang prediksinya di sana terjadi kebencanaan untuk skala provinsi, sesuai dengan SPM kami adalah pendampingan. Apabila kabupaten/ kota membutuhkan segera untuk minta bantuan, kami dari provinsi baik dari personel maupun peralatan ini siap untuk langsung membantu wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah,” kata Fajar di lokasi kegiatan.
Dia berharap, peralatan yang siap itu tidak dioperasionalkan, karena kalau dioperasionalkan berarti terjadi bencana. Meski demikian, bila setiap saat dibutuhkan penanganan, pihaknya siap bila terjadi bencana. Adapun potensi bencana di Jateng, sesuai kajian risiko bencana ada pemetaan. Misalnya, di wilayah tengah ada pegunungan di Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purbalingga, Banjarnegara, Brebes, dan Pemalang, yang berpotensi banjir dan longsor. (*)