Semarang, DETIK REPUBLIK -- Penjabat (Pj) Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Tengah Shinta Nana Sudjana, mengajak kadernya lebih aware terhadap penyakit kanker mulut rahim (serviks) dan kanker payudara. Apalagi, jumlah penderita penyakit degeneratif itu menunjukkan tren peningkatan.
Hal tersebut disampaikan Shinta, saat menghadiri pemeriksaan kanker mulut rahim dan payudara, di Rumah Singgah RSUP dr Kariyadi Semarang, Rabu (8/11/2023). Ia menyebut, penyakit itu bisa dicegah dan diobati. Namun, pemeriksaan harus dilakukan jauh hari sebelum penyakit timbul dan menjadi akut.
Menurutnya, upaya promotif dan preventif menjadi bagian penting guna mencegah jatuhnya korban dari penyakit tersebut. Oleh karena itu, Shinta mengajak kader dan perempuan di Jateng lebih aktif memeriksakan diri.
“Melalui IVA test bisa dicegah. Jadi jangan takut ya ibu-ibu. Lebih baik mencegah sebelum terjadi. Kalau masih awal kan bisa diketahui lebih dini, lebih tuntas bisa disembuhkan. Kalau stadium akhir dan akut akan lebih susah,” ujar Shinta.
Dia mengutip data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, jumlah penderita kanker mulut rahim dan payudara di Jateng menunjukkan tren meningkat. Pada 2021, penderita kanker payudara mencapai 8.287 orang, sedangkan pada 2022 mencapai 10.530 orang. Jumlah ini menunjukan kenaikan 27 persen.
Sedangkan jumlah penderita kanker mulut rahim atau serviks sebanyak 1.545 kasus, dan pada 2022 menjadi 2.444 kasus atau meningkat 57,9 persen.
“Data Dinkes Jateng hingga September 2023, cakupan tes IVA mencapai 3,8 persen. Ini memerlukan kerja sama pemerintah dan elemen masyarakat untuk menggerakkan, serta memberi edukasi masyarkaat agar mau memeriksakan secara berkala sebagai pencegahan penemuan dini kanker,” imbuh Shinta.
Direktur Utama RSUP dr Kariadi Semarang Farichah Hanum mengatakan, kanker mulut rahim dan payudara adalah penyakit yang menjadi fokus penanganan pemerintah. Ini karena, tingkat kematian dan tingkat kesakitan yang tinggi.
“Kanker ini, angka mortalitasnya (kematian) tinggi dan morbiditasnya (kesakitan) tinggi juga alokasi pembiayaannya juga sangat tinggi. Untuk itu kolaborasi sejak awal untuk pastikan kepedulian terhadap sembilan penyakit, terutama kanker jadi yang utama,” jelasnya
Menurut Hanum, kegiatan pemeriksaan pada tahap awal sangat membantu menurunkan jumlah morbiditas kanker tersebut. Untuk itu, ia mengapresiasi dukungan dari berbagai pihak, agar skrining melalui IVA test dan Sadanis dilakukan.
Farichah menambahkan, kegiatan itu dilakukan dalam rangkaian Hari Kesehatan Nasional dan HUT DWP RSUP dr Kariyadi. Agenda tersebut juga diikuti oleh Baznas Provinsi Jawa Tengah yang membagikan 100 paket sembako dan komunitas filantropi di Semarang.
“Dukungan dari Baznas Jateng, komunitas filantropi dan seluruh stake holder turut mengakselerasi transformasi sistem kesehatan,” tuturnya.
Seorang peserta IVA test dan Sadanis, Retno mengatakan, lebih lega setelah mengikuti acara tersebut. Sebab, ia dapat mengetahui kondisi kesehatan tubuhnya lebih dini.
“Kita dibantu mengetahui ada atau tidaknya penyakit di tubuh kita. Rasanya tidak sakit, tapi kadang kalau dulu pernah ikut tes jadi was-was, ada penyakit atau tidak. Sakit atau tidak. Tapi kalau sudah ikut ya biasa saja,” pungkasnya. (*)