Semarang, DETIK REPUBLIK - Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, mendorong tempat ibadah di Ibu Kota Jateng untuk melakukan urban farming. Dikarenakan banyak ruang yang ada di tempat ibadah ini bisa dimaksimalkan sebagai upaya ketahanan pangan.
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu memastikan bakal mensupport tempat ibadah yang mau mencoba urban farming. Mbak Ita sapaannya, siap memberikan support seperti bibit, edukasi cara melakukan penanaman hingga proses pemanenan.
“Kita support, karena bisa menekan inflasi, seperti cabai, bawang merah dan lainnya," katanya di sela-sela kegiatan memanen bawang merah di Kawasan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), kemarin.
Ia mencontohkan, penanaman bawang merah yang berada di MAJT. Meski masih dalam tahap percobaan, namun dengan lahan seluas 2 ribu meter persegi mampu menghasilkan bawang merah yang melimpah.
"Dulu awalnya saya diundang panen melon, saya minta tidak cuma melon, tapi tanaman hortikultura lainnya," bebernya.
Menurutnya jika seluruh masjid atau tempat ibadah melakukan urban farming dengan menanam sayuran yang bisa mengendalikan inflasi. Pemkot Semarang melalui Dinas Pertanian bakal memberikan bantuan untuk urban farming di masjid-masjid.
"Potensinya sangat besar, apalagi satu hektar itu untuk bawang merah menghasilkan 9-10 ton. Tetapi ini tadi dihitung ternyata bisa sampai 14,6 ton per hektar,” tuturnya
Dirinya berharap kegiatan ini bisa terus berlanjut sehingga bisa memunculkan mata pencaharian untuk masyarakat sekitar masjid. "Kita membangun Toko Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memasarkan hasil urban farming," pungkasnya.
Sementara itu, Dewan Pengawas Pengurus Pengelola MAJT, KH Ahmad Darodji mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Semarang karena telah memberikan bantuan dan masukan terkait pemanfaatan lahan yang ada. Ke depan, pria yang juga menjabat sebagai Ketua MUI ini juga akan mendorong masjid-masjid lain untuk melakukan urban farming pengendali inflasi. (*)